HAMRY GUSMAN SUKSES LEWATI SIDANG SEMINAR HASIL PENELITIAN DISERTASI S3 ADMINISTRASI PUBLIK, UNIVERSITAS BRAWIJAYA “INOVASI SEKOLAH LABORATORIUM PANCASILA (SLP)”

Spread the love

Dr. (c). Ir. Hamry Gusman Zakaria, MM, berhasil menyelesaikan Sidang Seminar Hasil Penelitian Disertasi, pada Program Doktor Ilmu Administrasi Publik, Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, pada Jumat 21 Februari 2025. Penelitian Disertasi dengan Topik “Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa untuk Generasi Alpha dan Z, melalui Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP)”, dilakukan selama 2 Tahun, 3 Bulan, dengan studi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Adm Jakarta Utara, dan Kota Adm Jakarta Pusat.

Bertindak sebagai dosen penguji disertasi external reviewer, Prof. Warsito, S.Si, DEA, Ph.D, Deputi Penguatan Karakter dan Jatidiri Bangsa, Kemenko PMK, dan Prof. Dr. Imron Arifin, M.Pd, Guru Besar Universitas Negeri Malang. Kemudian dosen penguji desertasi internal ; Prof. Dr. Choirul Saleh, M.Si, Guru Besar FIA UB, Dr. Ainul Hayat, S.Pd., M.Si., I Gede Eko Putra Sri Sentanu, S.AP.,M.AP., Ph.D, dan Asti Amelia Novita, SAP, MAP, Ph.D, Pengajar FIA UB. Dan juga dosen pembimbing desertasi ; Prof. Dr. Abdullah Said, M.Si, Firda Hidayati, MPA, DPA, dan Dr. Farida Nurani, S.Sos.,M.Si.

Hamry yang juga sebagai Anggota Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan Prov Daerah Khusus Jakarta, memilih topik penelitian disertasi yang terkait inovasi nilai-nilai kebangsaan, karena menjumpai fakta pada lokus penelitiannya ; masih tingginya gap competency para pendidik SD dan SMP, terkait pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai kebangsaan, sehingga menyebabkan minimnya pengetahuan nilai-nilai kebangsaan yang diajarkan pendidik kepada peserta didik. “Hasil survey kami 65% Guru SD di Sekolah yang kami teliti di DKJ, dan 90% Guru SMP, kurang menahami substansi dari wawasan kebangsaan, sehingga para pendidik menyampaikan Pelajaran Pancasila, hanya berdasarkan teks book semata, substansi dan penanaman karakter secara konkret masih sangat minim, dan praktik P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) pun dilakukan hanya sebatas formalitas untuk menggugurkan kewajiban saja,” tegas Ketua Yayasan Pendidikan Laboratorium Pancasila (YPLP) ini.

Melalui Inovasi Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) yang diciptakannya, Hamry yang juga mengajar di LEMHANNAS RI, mencoba untuk membuat model kurikulum ekstrakurikuler, yang ditunjang oleh sarpras yang bernafaskan nilai-nilai kebangsaan (Galeri Pancasila, Pojok Pancasila, Pojok Pencegahan Perilaku Negatif, dan aneka permainan tradisional, dll), serta pembiasaan positif rutin bagi peserta didik (hormat bendera, menyanyikan lagu nasional, bakti sosial, kegiatan pelestarian lingkungan, dan kewirausahaan), sehingga diharapkan penanaman nilai-nilai karakter bangsa, bukan hanya sekedar hafalan semata, tapi para peserta didik mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi lebih dalam, mengasah empatinya terhadap sesama, dan bersukacita terhadap berbagai kegiatan penanaman nilai-nilai kebangsaan. SLP juga menerapkan pendekatan Deep Learning, yang terdiri dari mainfull learning (memahami suatu makna tertentu secara lebih mendalam), meaningfull learning (dapat mengambil hikmah dan pengalaman dari pembelajaran), dan joyfull learning (melakukan pembelajaran dengan enjoy).

Hasil penelitian di Kab PPU, Kaltim, Jakut, dan Jakpus, menunjukan perubahan yang sangat signifikan setelah menerapkan Inovasi SLP, angka pemahaman nilai-nilai kebangsaan para guru dan peserta didik, melonjak tajam. Degradasi moral, seperti bullying, intoleransi, dan kekerasan seksual, tawuran, dll, merosot tajam, serta pemahaman siswa terkait pola hidup sehat, pelestarian lingkungan, dan kewirausahaan, meningkat pesat.

Prof. Warsito, memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap lahirnya Inovasi SLP ini “Inovasi yang sangat luar biasa, solusi bangsa kita. Semoga dapat disempurnakan dan diterapkan lebih lanjut, sehingga penguatan jati diri dan karakter bangsa, benar-benar dapat terimplementasikan secara konkret pada tingkat nasional” Kemudian Prof. Choirul Saleh, juga mengapresiasi, dan berharap inovasi nilai-nilai kebangsaan ini, harus dipahami dulu pada tingkat elit politik, dan para pengambil kebijakan, sehingga dapat memperbaiki kondisi bangsa ke arah yang lebih baik. Prof Abdullah Said, memberikan tanggapan pamungkas “Inovasi SLP ini jelas dibutuhkan bangsa kita, karena hari ini kita seperti kehilangan arah dan pegangan bangsa. Mohon segera diselesaikan disertasi ini, agar segera dapat disumbangkan untuk bangsa dan negara.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Butuh Bantuan?